Selamat Datang

Selamat Bergabung

Selasa, 08 Maret 2011

Peran Kepala Sekolah dalam Mengefektifkan Kinerja Guru


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organiasi didalamnya terdapat saling berkaitan yang satu dengan yang lain. Sedang sifat unik, menunjukan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciri-ciri yang menepatkan sekolah memiliki karakter sendiri, dimana teradisi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan manusia.[1] Sehingga efektivitas kerja guru merupakan hal yang sangat penting karena keberhasilan organisasi diukur dengan konsep efektivitas tersebut.
            Oleh karena itu sifatnya yang sangat kompleks kita harus menyiapkan tenaga guru yang memiliki etos kerja yang produktif, kreatif serta memiliki kinerja dan cita-cita yang besar untuk memajukan lembaga pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan..
            Sedangkan paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas secara efektif dan efesien, perlu didukung oleh sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas. Dalam hal ini, pengembangan SDM merupakan proses peningkantan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilihan-pilihan.[2] Dengan demikian dalam upaya mencari jalan terbaik untuk mencapai tujuan pendidikan yang semakin bermutu, relevan, efektif, dan efisien di perlukan pendekatan desentralisasi manajemen pendidikan yang pendelegasian pengambilan keputusan lebih besar pada tingkat manajemen yang lebih rendah yakni sekolah atau madrasah. Dalam organisasi pendidikan yang produktif,
seluruh keputusan dan tindakan harus ditetapkan berdasarkan pertimbanagan ilmiah, dan keahlian bukan oleh kekuasaan [3]
            Sehingga dalam kepemimpinan seseorang  perlu memiliki otos kerja yang tinggi dalam membangun atau menciptakan kepemimpinan yang efektif, sebagai mana perlu seorang pemimpin memiliki tiga dimensi kepribadian yang disubutkan oleh Ruslan Abdul gani bahwa pemimpin harus mempunyai kelebihan dalam hal (1) menggunakan pikiran; (2) sikap, dan (3) rohani. adapun menurut Gr. Terry pemimpin harus memiliki kekuatan, kesetabilan emosi, kemampuan hubungan manusiawi, dorongan pribadi, keterampilan berkomonikasi, kemampuan bergaul, kecakapan mengajar, dan kemampuan teknis[4]
 Sehingga ada upaya-upaya yang dilakuakan oleh SMP Integral Lukman al-Hakim surabaya untuk mencapai tujuan dari pada pendidikan yang mengacu pada tujuan dari pada pendidikan yang sesuai visi dan misi lembaga pendidikan yang dibawah naungan pondok pesantren Hidayatullah Surabaya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin menurut H. Jodeph Reith (1981) faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin meliputi : 1) kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemipin, 2) pengharapan dan prilaku atasan, 3) kraktristik harapan dan prilaku bawahan, 4) kebutuhan tugas¸ 5) iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan prilaku bawahan, 6) harapan dan prilaku rekan.[5]
Oleh karena perannya yang sentral kepemimpinan dalam organisasi tersebut, memiliki dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi, sehingga upaya kepemimpinan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam menciptakan kinerja yang produktif dan inofatif..
Dimensi-dimensi tersebut adalah definisi apa yang dimaksud kepemimpinan, tugas dan fungsi kepemimpinan, efektifitas kepemimpinan, serta usaha-usaha memperbaiki kepemimpinan.[6]
Dengan demikian kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan kerja dalam memimpin sebuah lembaga atau organisasi yang mana dituntutan untuk dapat menggerakan serta mengefektifkan kenerja guru untuk mencapai tujuan pendidikan. . Menurut Whittker (1993), Manajemen Strategik(strategic Management) merupakan suatu pendekatan manajemen organisasi secara terus menerus melalui peningkatan kemampuan kenerja semua anggota organisasi baik secara individu maupun dalam kelompok[7]
Oleh sebab itu faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja guru di SMP Integral Lukman al-Hakim adalah  upaya kepala sekolah dalam mengefektikan kinerja guru. Dengan kerja yang memadai yang berkaitan dengan pendidikan yang dimiliki, pengalaman kerja serta ketrampilan dalam pelaksanaan tugas mengajar, maka diharapkan dapat mengefektifkan kinerja guru di SMP Integral Lukman al-Hakim akan tercapai tujuan dari visi dan misi, baik out put yang dihasilkan menjadi tolak ukur keberhasilan dari efektifitas kinerja pengajar (guru). Sehingga perlu adanya pengukuran kualitas kepemimpinan yang mana dapat diukur dengan mempergunakan tolak ukur yang sesuai dengan jenis dan sifat kelompok yang dipimpin[8]. dalam hal ini keberhasilan kepemimpinan yang efektif tidak dapat ditentukan oleh seorang pemimpin atau beberapa pemimpin saja, melainkan efektifitas itu dapat di raih oleh kebersamaan antara yang memimpin dan yang dipimpin.
Oleh sebab itu perlu adanya kerja sama antara pemimpin dan orang yang dipimpin untuk membentuk sebuah kekuatan yang menjadikan para pendidik solid dalam bekerja sama dalam hal pencapaian tujuan dari pada pendidikan yang diselenggarakan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah Peran kepala sekolah dalam mengefektifkan kinerja guru di lembaga pendidikan di SMP Integral Luqman Al-Hakim?
  2. Bagaimana  langkah-langkah kepala sekolah dalam membangun efektifitas kinerja guru  di SMP Integral Luqman Al-Hakim dalam pembelajar

C. TUJUAN PENELITIAN
            Penelitian ini bertujuan antara lain:
  1. Mendiskripsikan peran kepala sekolah dalam mengefektifkan kinerja guru secara komprensif yang diterapkan di SMP Integral Lukman al-Hakim.
  2. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam mengefektifkan kenerja guru di SMP Integral Luqman al-Hakim
 D. LINGKUP KAJIAN PEMBAHASAN
            Dalam penelitian ini kami membatasi pembahasan pada sekup wilayah internal hidayatullah Surabaya yakni SMP Integral Luqman al-Hakim serta guru-guru dan pihak–pihak yang terkait dengan penelitian demi kesempurnaan penelitian. Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian yang terkait bagai mana guru itu menjadi efektif terhadap kinerja yang berhubungan dengan tenaga pengajaran(guru)
E. KETERBATASAN PENELITIAN
            Dalam penelitian ini, peneliti merasa sangat terbatas disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi diantarnya: kesibukan peneliti, keterbatasan dana peneliti, keilmuan peneliti dan tidak kemungkinan unsur subjektif, sehingga mempengaruhi upaya peneliti ini. Oleh karena itu dengan segala keterbatasan peneliti mengharapkan bimbingan dan arahan dari pihak dosen, bimbingan dan teman-teman dalam mengsukseskan penelitian ini.



F. DEFINISI OPERASIONAL
Diharapkan dapat terbangunya pemahaman definisi secara komprehensif, dan untuk menghindari dari multi tafsir dalam memahami judul, sehingga peneliti
  1. Peran Kepala Sekolah
Peran kepala sekolah adalah pengelola pendidikan yang diamanahi tugas untuk memimpin sekolah dengan pola-pola, dan hubungan kerja sama antar peran dimana mempunyai peran dan otoritas untuk mengarahkan pendidikan yang tujuannya pendidikan adalah kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah yang bertugas untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan semua personal yang ada di bawahnya.[9]
Dipihak lain kepala sekolah juga sebagai manajer melaksanakan proses-proses administratif, yaitu melaksanakan tugas-tugas dalam membuat perencanaan, pengambilan keputusan, dalam oprasi sekolah, mengontrol dan menilai hasil-hasil, menyampaikan dan menjelaskan perintah-perintah, memecahkan konflik yang muncul, dan memupuk semangat bekerja dan belajar.[10]
2. Mengefektifkan
Dalam kamus Lengkap Bahasa Indonesia kata ”efektif” memiliki makna; pengaruh, ada pengaruh akibatnya, manjur, mujarab[11] sedangkan dalam John M. Echols Kamus Inggris Indonesia kata”efective” memiliki arti; berhasil ditaati, mengesankan.sedangkan mengefektifkan adalah perubahan dari kata sifat ke kata kerja.[12] Sedangkan efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar target dicapai, maka makin tinggi efektifitasnya. Sedangkan pengertian efektifitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35) adalah sebagai berikut :Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.[13]
3. Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat oebcaoaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic, plaining suatu organisasi. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Sedangkan menurut Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.[14]
Adapun Menurut August W. Smith, Kinerja adalah performance is output derives fromprocesses, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi[15]
  1. Guru
Ahma Sultoni dalam buku Diktat Ilmu Pendidikan (2006) yang dimaksud guru adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. atau dengan kata lain, orang yang bertugas mendidik peserta didik. (Ahmad Sultoni) Diktat Ilmu Pendidikan Untuk Mahasiswa Program S1 Kependidikan dan Akta IV
Adapun guru dalah profesi yang berkaitan dengan mengajar, mendidik, membimbing dalam kegiatan belajar mengajar disuatu lembaga pendidikan atau institusi pendidikan lebih khususnya. Guru, secara sederhana dapat diartikan  juga sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, dan juga orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah.[16]
Menurut wahyo Sumidjo, guru adalah sekelompok sumber daya manusia yang ditugasi untuk membimbing, mengajar dan atau melatih para peserta didik, mereka adalah tenaga pengajar, tenaga pendidik yang secara khusus diangkat dari tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.[17]
Sedangkan Menurut T. Hani Handoko, guru adalah sekelompok sumber daya manusia yang ditugasi untuk membimbing dan melatih para peserta didik.[18]
5. SMP Luqman Al-Hakim
SMP Integral Luqman al-Hakim adalah lembaga pendidikan Islam menengah pertama yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya yang terletak di Kejawen Putih VI/1 Mulyorejo
G. METODE PENELITIAN
            Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualittif deskriptif, dengan pendekatan fenomenologis. metode kualitatif digunakan karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti nasih bersifat sementara, maka teori yang sigunakan dalam penyusunan proposal kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial.[19]
Metode kualitatf digunakan karena mitode ini lebih mudah apabila berhadapan dengan pendekatan ganda. Hal ini dilakukan menurut Lincon dan Goba sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong, karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya[20].
            Penelitian diskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.[21]
            Fenomenologi diartikan sebagai: pengalaman subjektif dan pengalaman fenominologi juga diartikan sebagai suatu studi tentang kesadaran dari prestpektif  pokok seseorang.[22]
H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
a)      Wawancara
Wawancara atau interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewanwancara dengan sipenjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide ( penduan wawancara )[23]
d)     Dokumentasi
Dokumen berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.[24] Dokumen  bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya; catatan harian, sejarah kehidupan, (life histiries) ceritera, biografi, peraturan, kebijakan, sedangkan yang berbentuk karya seni seperti patung, gambar, film dan lain-lain.[25]
c) Tenik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif  dimana hal tersebut dilakuakn sejak pertama peneliti mengumpulkan data. Hal ini meliputi analisis data yang melibatkan pengerjaan data, penemuan hal-hal penting dan urgen yang disajikan agar peneliti dapat menangkap dan mengukap makna fenomena serta mengkomunikasikan kepada pihak yang terkait atau bersangkutan.
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
            Bab pertama adalah pendahuluan dalam pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, keterbatasan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
            Bab kedua adalah bagaimana peran kepala sekolah dalam membangun kinerja yang efektif, kemudian bagaimana langkah kepala sekolah dalam mengefektifkan kinerja guru di dalam pengajaran, lalu bagaimana mengukur kinerja guru yang sudah efektif  dan belum efektif dalam pengajaran.
            Bab ketiga adalah Metode Penelitian Dalam bab ini, peneliti akan membahas tentang model penelitian, jenis penelitian, subyek penelitian, sumber data atau responden, tehnik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data,  tehnik analisis data, prosedur penelitian dan teknik keabsahan data.
            Bab keempat Bab Keempat: Sajian dan Analisa Data Dalam hal ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil penelitian di lapangan terkait kiprah kepala sekolah dalam mengefektifkan kinerja guru di SMP Integral Luqma al Hakim Surabaya, yang meliputi: profil obyek penelitian, sajian data tentang kiprah kepala sekolah  dalam mengefektifkan kinerja guru, analisa data hasil penelitian.
            Bab kelima adalah Simpulan dan Saran Penyampaian akhir dari penelitian ini, peneliti akan memberikan simpulan dan sara

DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2007. Srtagic Management For Educational Management, Alfabeta Bandung: Alfabeta.
Ahmad Sugeng. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Pelatihan. Surabaya:
Dektorat Tenaga Kependidikan Diktorat Jeneral Peningkatan Mutu Pendidikan Departemen pendidikan Nasional 2008
Fatah Nanang, 2006. Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
John M. Echols. 2006. Kamus Inggris Indonesia,P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kamisa. 1997.Kamus Lengkap Indonesia. Surabaya: kartika
Lexy Moleong. 2005. Mitode Pendekatan Kualitatif. Bandung: Rosda Karya
Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya
Moh. Nazir. 2005.  Mitode Penelitian, Graha Iandonesia, Bandung
Nawawi Hadari. 2006. Hadari Martini, Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Roniy Kuntur. 2005. Mitode Penelitian Untuk Pemulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM.
Rohiat. 2008. Kecerdasan Emosoinal Kepemimpinan Kepala Sekolah, Refika Aditama. Bandung.
Suharsimi. 1998. Mitode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Renika
Sugiono. 2008. Mitode Penelitian Pendidikan  Pendekatan Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
T. Hani Handoko. 2003. Manajemen  Pendidikan, Bandung: BPFG.
Wahyosumidjo. 2006. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada
Wahyudi. 2006. kepemimpinan kepala sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran Organisasi (Learning Organization). Bandung: Alfebata
www.Ambar/ Pramudyanie Puslitbang SDM Balitbang/Blog Wordpress.com.     (2 Novenber 2009) 
www.Ambar Pramudyanie Puslitbang SDM Balitbang/Blog Wordpress.com.
(2 Novenber 2009)
Wahyo Sumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritk dan Permasalahannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada



[1] Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah P.T Raja Grafindo Prasada Jakarta, hal, 16
[2] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, P.T Remaja Rosdakarya Bandung, hal, 23
[3] Wahyudi, kepemimpinan kepala sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran Organisasi (Learning Organization), Alfabeta, Bandung, 2006, hal, 2
[4] Fatah Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal: 89
[5] Ibid Hal; 98
[6] Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahanya, Rajawali pers, P.T Raja Grafindo Persada Jakarta,2008 hal, 16
[7] Akdon, Srtagic Management For Educational Management, Alfabeta Bandung, 2007, hal, 164
[8] Nawawi Hadari, Hadari Martini, Kepemimpinan Yang Efektif,Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2006, Hal; 4
[9]  Ahmad Sugeng, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Pelatihan, Surabaya, 2006,hal, 43
[10] Rohiat, Kecerdasan Emosoinal Kepemimpinan Kepala Sekolah, Refika Aditama, Bandung, 2008, hal, 13
[11] Kamisa, Kmus Lengkap Indonesia, Kartika, Surabaya, 1997, hal, 247
[12] John M. Echols, Kamus Inggris Indonesia,P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, hal, 207
[13]  www.Ambar Pramudyanie Puslitbang SDM Balitbang/Blog Wordpress.com.(2 Novenber 2009) 
[14]  www.Ambar Pramudyanie Puslitbang SDM Balitbang/Blog Wordpress.com.(2 Novenber 2009)
[15] Dektorat Tenaga Kependidikan Diktorat Jeneral Peningkatan Mutu Pendidikan Departemen pendidikan Nasional 2008, Hal; 20
[16] Ibid, 21.
[17] Wahyo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritk dan Permasalahannya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 271.
[18] T. Hani Handoko, Manajemen  Pendidikan (Bandung: BPFG, 2003), 37.
[19] Sugiono, Mitode Penelitian Pendidikan  Pendekatan Kualitatif, dan R&D,Alfabeta, Bandung, 2009, hal, 295
[20] Lexy Moleong, Mitode Pendekatan Kualitatif, Rosada Karya, Bandung, 2005
[21] Roniy Kuntur, Mitode Penelitian Untuk Pemulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta; PPM, 2005
[22] Op.Cit.Lexy, 14
[23] Moh. Nazir, Mitode Penelitian, Graha Iandonesia, Bandung, 2005, hal, 193-194
[24] Suharsimi, Mitode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Renika, Jakarta, 1998 hal, 149
[25] Sugiyono, Mitode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008, hal, 224

Tidak ada komentar:

Posting Komentar