Selamat Datang

Selamat Bergabung

Rabu, 02 Maret 2011

Penelitian Tindakan Kelas


BAB 1
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KONSEP PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian tindakan kelas atau disebut juga dengan classroom action research yaitu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan perubahan dab juga perbaikan yang dilakukan di dalam kelas. Adapun tujuan yang setelah kita mengetahui dan juga memahami tentang apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah :
· Pengaruh  postmodernisme terhadap penelitian tindakan kelas
· Untuk mengetahui Tradisi penelitian kualitatip
· Menjabaran tentang istilah atau defenisi penelitian tindakan kelas
· Memberikan contoh penelitian tindakan kelas

2.      Awal Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas
Perkembangan Penelitian Tindakan kelas tidak bisa lepas dari perkembangan Penelitian Kualitatip yang mana pada akhir-akhir ini berkembang pesat melalui berbagai kajian permasalahan kemanusiaan,metode dan teori-teori ini telah terakumulasi sehingga membentuk tradisi penelitian yang berbeda dengan yang selama ini dilakukan oleh banyak peneliti. Namun di balik semua fakta yang di hasilkan oleh teori-toeri dan dikemukan oleh para ahlinya, termasuk juga penelitian tindakan kelas  yang dikemukan oleh Hopkins, penelitian emansipatoris tindakan ini, yang pemakaian atau penamaan yang berbeda-beda, contohnya saja penelitian tindakan kelas  atau disebut juga dengan classroom research  karena penelitian untuk perubahan perbaikan itu di lakukan didalam ruang kelas.
Namum Hopskins sendiri kemuatian memakai istilah  classroom research in actions yang bisa juga classroom action research. Pada saat penelitian itu memasuki tahapan-tahapan kegiatan yang harus di lakukan, dengan alasan bahwa  istilah penelitian kelas meningkatkan kepada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan. ( educational researchers) dengan menjadikan guru dan para murid sebagai obyek penelitian yang berada di luar orbit kehidupan mereka. Istilah educational action research dipakai juga untuk jenis penelitian tindakan yang di lakukan untuk menghadapai berbagai masalah dan isu-isu pendidikan. Dalam perkuliahan sehari-hari istilah yang digunakan adalah penelitian tindakan Kelas (PTK).

3.      Pengaruh Aliran Postmodernisme
Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa para peneliti kualitatif banyak yang terpengaruh oleh aliran pasca modern ( postmodern), yang mengehendaki pendekatan inkuiri yang menolak upaya – upaya ilmiah dari kemampanan penelitian professional yang cendrung berstuktur kekuasaan.
Penelitian yang seperti itu juga di sebut sebagai penelitian pascaposifistik untuk membedakan dengan penelitian yang memakai alur piker hipotetik –deduktif – verifikatif. Isu mengenai postmodernisme sudah sua puluh tahun lebih menjadi perdebatan kontrolvesial dikalangan cendikiawan, terutama di Barat. Adapun yang di maksud dengan aliran pascamodern ialah merujuk pada gerakan estetik yang berkembang pada tahun  1980-an dikalangan disiplin ilmu seperti arsitektur, sastra, seni, sosiologi, mode fashion dan teknologi. Pada waktu itu di kalangan cendikiawan Prencis terbitlah sebuah karya Jean – Francois Lyotard  yang berjudul Postmodern condition (1979) yang isinya mengkritik landasan keilmuan yang holistic, dasar-dasar dari kenyataan kebenaran secara metafisik, dan terhadap tiori-tiori besar yang dijadikan ukuran kebenaran kenyataan tersebut.
Secara sederhana, gerakan ini menunjuk kepada aliran berfikir yang berkembang sesudah priode modernisme. Agar lebih jelas, dalam konteks sejarah, aliran modernisme sendiri yang berkembang pada zaman pencerahan atau pada abad ke-18 dan dilandasi dibidang keilmuan dengan rasio, atau rasionalitas sebagai bentuk tertinggi dalam fungsi mental yang di tandai dengan obyektivitas. Pengetahuan yang di capai melalui sains menghasilkan kebenaran yang universal mengenai dunia, dan kebenaran yang di capai melalui sains akan membawa peningkatan dan kemajuan kepada kemanusiaan.
Gugatan para peneliti aliran postmodernisme terhadap penelitian positivistic antara lain sebagai berikut :
·         Kecendrungan yang deterministic
·         Kecendrungan mereduksi, termasuk fenomena kemanusiaan yang harus tunduk kepada satu peringkat dalil atau teori saja.
·         Pengaruh peneliti sangat menentukan, seperti tampak dalam defenisi permasalahan, instrumentasi, pengumpulan data dan analisisnya, serta manfaat hasil penelitian dan dengan mengesampingkan hak-hak responden.
·         Tekanan penelitian pada etict dengan perspektif luar (yang obyetif)dan mengesampingkan Emic yaitu penelitian yang mencangkup perspektip dalam.

4.      Tradisi Penelitian Kualitatif
Yang  dimaksud dengan tradisi penelitian aialah, apabila sekelompok ilmuan sepakat dalam hakikat universal dari pertanyaan atau permasalahan sah yang sedang di kaji. Sedangkan penelitian  kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalh social dan kemanusiaan dengan tradisi metodologis yang berbeda.peneliti membanggung sebuah gambaran yang kompleks dan holistic, menganalisa kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah.
Karena penelitian dan kegiatan ilmiah merupakan kegiatan social, maka para peneliti yang bekerja dalam berbagai tradisi penelitian dipengaruhi oleh pekerjaan peeneliti lainnya dan terjadi saling fertilisasi dari berbagai pengaruh. Berikut adala rangkuman dari karakteristik penelitian kualitatif :
·         Penelitian kualitatif berlangsung dalan latar alamiah, tempat kejadian dan prilaku manusia berlangsung..
·         Penelitian kualitatif berbeda dengan asumsi-asumsi dengan penelitian kauntitatif, teori dan hipotesis tidak secar apriori diharuskan
·         Peneliti adalah instrument utama penelitian dalam pengumpulan data.
·         Dat yang dihasilkan bersifat deskriftif atau dalam kata-kata.

5.      Apa Yang Disebut Penelitian Tindakan Kelas
Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Raport mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalammengarasi secara praktis persoalanm yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social yang disepakati bersama. Sedangkan Kemmis menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuri reflaktif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadialan.

6.      Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam enam siklus berkesimpulan bahwa pendekatan resulusi konflik dalam melatih guru untuk melakukan berbagai variasi dalan strategi mengajar dan juga belajar. Juga melatih diri untuk melakukan peran sebagai fasilitator, mediator, dan evaluator dalam proses pembelajaran yang berhasil membangaun suasana kelas yang demokratis.
BAB II
KERANGKA FILSAFAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1.      Sejarah Singkat Penelitian Tindakan kelas
Penelitian kelas dimana guru melakukan peranan sebagai peneliti dan kelas sebagai laboratorium. Di Barat tempat awal kegiatan ini berlangsung, berkembang meluas sehingga merupakan gerakan social dibidang pendidikan.
Di Indonesia, penelitian tindakan kelas mulai digerakkan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dimulai dengan renovasi ditingkat pendidikan guru SD seperti PGSD, kemudian meluas ke kalangan guru-guru SLTP dan SMA terutama mereka yang belajar melalui program-promram ke-SD-an dan regular pada Program Pascasarjana LPTK seperti di IKIP Jakarta, Bandung, Malang dan lain-lain dalam decade tahun 1990-an.

2.      Karakteristik penelitain tindakan kelas yang emansipatoris dan membebaskan  (Liberating)
Istilah Penelitian Tindakan Kelas yang dipakai dalam wacana adalah Penelitian Tindakan Emansipatoris. Emansipasi dalam pemahaman bahasa Undonesia sehari-hari mempunyai makna perbaikan nasib, peningkatan status atau perjuangan ke setaraan. Penelitian Tindakan Kelas bersifat Emansipatoris dan membebaskan karena penelitian ini mendorong  kebebasan berfikir dan berargumen pada pihak siswa, dan mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti dan menggunakan kearifan dalam mengambil keputusan atau judgment (Hopkins, 1993:35)
Apabila gur mampu melakukan hal tersebut, maka guru akan memiliki control terhadap kegiatan profesi mereka. Mereka tidak akan puas melakukan apa yang diperintahkan atasan, yang akan menimbulkan perasaan tidak yakin tentang apa yang mereka lakukan. Dalam kinerjanya, guru harus memperhatikan kurikulum, instruksi kepala sekolah, para pengawas bahkan buku teks yang ditentukan dari atas; akan tetapi dengan melakukan penelitian mereka akan mengembangkan kemampuan memutuskan atau mengambil kesimpulan secara professional, dan dengan demikian bergerak kearah otonomi dan emansipasi, karena kebenaran yang terkandung dalam penelitian yang mereka lakukan harus diterima oleh pihak manapun.
Dalam bahasan diatas, emansipasi guru selalu dikaitkan dengan istilah atau konsep profesi, sebagai guru yang professional. Profesi dalam pemahaman sosiologis merupakan istilah yang mengacu pada model pekerjaan yang diinginkan atau dicita-citakan; yang apabila terus digeluti akan mempunyai kerangka acuan untuk upaya-paya meningkatkan statusnya, ganjaran atau rewards-nya, dan kondisi pekerjaannya (Hendrawan dan Halimah, 2004:3).
Tututan terhadap sikap professional guru antara lain disebabkan adanya keluhan masyarakat yang mengemukakan ketidakpuasan mereka terhadap banyaknya guru atau dosen yang kurang memenuhi harapan dalam mendidika anak-anak mereka, disebabkan antara lain karena rendahnya performans guru atau dosen di sekolah atau perguruan tinggi. Terhadap kenyataan ini, banyak yang beranggapan bahwa pekerjaan guru bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang awam sekalipun.
Pendapatan guru yang kurang mencukupi kebutuhan hidup mereka, maka banyak diantara mereka yang mempunyai pekerjaan tambahan dan hal ini yang mengakibatkan rendahnya kualitas mengajar mereka karena kecapaian. Sekaran jabatan guru kurang diminati, terutama oleh generasi muda. Rekrutmen calon guru pada umumnya bukan karena dorongan minat akan pekerjaan dibidang pendidikan, melainkan asal mendapat lapangan pekerjaan. Hal-hal tersebut mengakibatkan keinerja mereka rendah karena kurang motivasi, kedudukan guru dimata masyarakat menurun, dan status social mereka menjadi rendah.
Kondisi seperti ini hendaknya disadari oleh kalangan pendidik sendiri, baik guru maupun dosen. Dengan melakukan refleksi atau monitor diri, guru akan melihat adanya perbedaan atau kesenjangan antara cita-cita atau idealisme sebagai pendidik dengan performans kinerjanya.
3.      Refleksi, Refleksi diri dan pembelajaran yang reflektif
Dalam bahasa Indonesia refleksi adalah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu. Kamus bahasa Inggris “The Adveced Learner’s Dictionary of Current English”, menerangkan kata reflect dengan berpikir atau mempertimbangkan.
Praktek reflektif memang mempunyai makna yang mejemuk (Adler, dalam Ross, Ed. 1994:52-55), masing-masing berbicara tentang hal-hal yang berbeda dan memakai sumber yang berbeda. Adler melihat ada tiga perspektif mengenai refleksi, yakni:
  • Inkuiri reflektif, yang difokuskan kepada pilihan guru dalam strategi mengajar, konten/materi pembelajaran, dan tujuan. Berdasarkan penjabaran ini kemudian Cruikshank (1987, dalam Adler, 1994) mengembangkan model pembelajaran reflektif. Dengan tujuan melatih para guru dan calon guru untuk berefleksi, ia mengembangkan model “content free lesson” dan meminta kepada mereka assesmen mengenai efektif atau tidak efektifnya model tersebut. Cruikshank juga meminta para peserta untuk merefleksi hasil/produk dan tujuan pembelajaran demikian, apakah tercapai atau tidak. Berdasarkan pengalaman ini, ia mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran reflektif adalah kesempatan untuk mengaplikasikan teori dan prinsip mengajar dan belajar yang dikembangkan melalui inkuiri ilmiah dalam situasi nyata.
  •  
4.      Penelitian tindakan kelas dalam konteks rasa percaya diri dan  harga diri
5.      Beberapa catatan mengenai pencapaian kebenaran dalm penelitian
6.      Pedoman etik bagi guru/dosen yang meneliti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar